ANALISIS
PERANAN KELUARGA DALAM MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA PRA-SEKOLAH
Oleh:
Sutrisno Gustiraja Alfarizi
NIM 130210402039
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2013
Abstrak:
Analis peranan keluarga dalam membaca membaca permulaan pada anak usia pra-sekolah
ini mempermasalahkan bagaimana pengaruh keluarga yang juga dikenal sebagai
salah satu tripusat pendidikan dalam menyajikan materi membaca permulaan kepada
anak. Tujuan yang digapai adalah mengetahui seberapa penting peran orangtua,
baik pemikiran maupun praktik, serta manfaat dalam kehidupan masyarakat bahasa.
Kata Kunci:
Keluarga, Membaca, Metode, Buku.
Pendahuluan
Membaca
merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang reseptif. Semua yang
diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut mampu
mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya dan memperluas wawasannya.
Kemampuan membaca merupakan salah
satu kunci penting yang dibutuhkan anak dalam mengarungi dunia pengetahuan.
Banyak metode belajar membaca guna membantu para guru dan orangtua dalam
mengajarkan keterampilan ini. Sebenarnya metode saja tidak cukup. Sebab, anak
memiliki keunikan sendiri-sendiri, dan keunikan tersebut membutuhkan layanan
yang berbeda-beda. Namun, tidak semua orangtua memahami hal tersebut atau
bahkan memberi perhatian lebih kepada anak dalam hal membaca.
Padahal
perkembangan dan pertumbuhan membaca seseorang dipengaruhi oleh lima faktor,
yaitu keluarga, masyarakat, motivasi, minat dan pendidikan yang diberikan guru.
Pada artikel ini akan dibahas peranan keluarga bagi perkembangan dan
pertumbuhan membaca seorang anak usia pra sekolah.
Keluarga
sebagai Tripusat Pendidikan
Manusia sangat
dipengaruhi oleh lingkungan pendidikannya, baik itu lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sering disebut sebagai tripusat
pendidikan.
Keluarga
merupakan tempat primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan
sedarah. Keluarga inti terdiri atas ayah, ibu, dan anak, dan dapat diperluas
lagi dari nenek, kakek, dan seterusnya.
Pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam
keluarga yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan nilai
keterampilan. Dalam fungsinya sebagai tripusat pendidikan. Keluarga harus
memiliki konsep materi membaca untuk anaknya sebagai pembaca pemula. Materi
tersebut bisa diajarkan kepada anak sejak sangat dini yakni pada usia
pra-sekolah.
Salah satu konsep
materi membaca untuk anak yakni meniru sistem pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)
dengan menggunakan prinsip belajar sambil bermain. Konsep materi membaca
tersebut bertujuan agar anak tidak
terkekang dengan sikap orangtua dalam mengajarkan membaca permulaan di dalam
rumah.
Pada tingkatan membaca permulaan ini,
pembaca dalam hal ini anak belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang
sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan
atau kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar
mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah anak dituntut dapat menyuarakan
lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca
diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan :
1.
Lambang-lambang tulis,
2.
Penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan
3.
Memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.
Metode
dan Media Pembelajaran Membaca Permulaan
Selain konsep pemberian materi,
dibutuhkan juga metode pembelajaran membaca permulaan pada anak usia
pra-sekolah. Dalam pembelajaran membaca permulaan ada beberapa metode yang
digunakan seperti metode eja dan suku kata. Pembelajaran membaca permulaan
dengan metode eja memulai pengajarannya dengan mengenalkan huruf-huruf secara
alpabetis. Huruf-huruf tersebut dilafalkan anak sesuai bunyinya menurut abjad.
Setelah melalui tahapan ini, anak diajak untuk berkenalan dengan suku kata
dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya : b, a – ba (dibaca be.a – ba)
b, u, k, u menjadi b.u – bu (dibaca be.u – bu)
k.u – ku (dibaca ka.u – ku)
Dalam pemilihan bahan ajar membaca
permulaan hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang
abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar dengan kehidupan anak menuju
yang sulit dan mungkin merupakan sesuatu yang baru bagi anak.
Selain metode eja, metode suku kata
dan metode kata merupakan metode yang banyak digunaka dalam membaca permulaan.
Proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini diawali dengan
pengenalan suku kata seperti ba, bi, be, bu, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di,
du, de, do, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan
menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, orangtua
dapat membuat berbagai variasi pada suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk
bahan ajar membaca dan menulis permulaan, kata-kata tadi misalnya :
ba-bi cu-ci da-da ka-ki
ba-bu ca-ci du-da ku-ku
Kegiatan ini dapat dilanjutkan
dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian
kata menjadi kalimat dimaksud seperti pada contoh di bawah ini :
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu-ci ka-ki (dan sebagainya).
Di dalam rumah,
tentunya orangtua memiliki media (alat) yang beragam untuk menerapkan dua
metode tersebut. Sebagai contoh penggunaan buku telepon. Orangtua bisa mengajak
anak belajar dan bermain dengan buku telepon tersebut. Caranya dengan menyuruh
si anak mencari nama orang yang akan ditelepon. Lalu memencet tombol-tombol
yang berisi angka.
Namun tidak semua
keluarga memiliki buku telepon, oleh karena itu setiap orangtua haruslah kreatif
dalam mengajarkan metode tersebut. Contohnya dengan membeli kartu bergambar
berisi kata-kata yang kemudian bisa dirangkai menjadi kalimat sederhana.
Seperti gambar anak bernama Budi yang sedang makan. Di gambar tersebut terdapat
tulisan “Budi Makan”.
Selain itu orangtua
dituntut untuk memantau perkembangan membaca anak. Jangan sampai si anak letih
dalam belajar. tapi, juga harus memerhatikan psikologi si anak. Di usia dini,
anak lebih banyak bermain dibanding belajarnya. Oleh karena itu, orangtua harus
pandai dalam memberi materi membaca agar anak tidak merasa terkekang.
Membangkitkan
Minat Baca pada Anak
Berbagai
metode dan media tersebut akan bertambah baik jika ditanamkan kebiasaan
mencintai buku semenjak dini. Membangun kebiasaan pada anak tentunya tidak
semudah membalikkan tangan. Semua butuh proses yang menuntut kesabaran para
orangtua. Banyak cara yang dapat ditempuh guna menumbuhkan serta membangkitkan
minat baca pada anak. Salah satu contohnya adalah keluarga harus mempunyai
anggapan bahwa untuk mengajak seorang anak agar terbiasa membaca dan mencintai
buku, maka orangtua bisa membiasakan anaknya berinteraksi dengan buku. Sebagai
contoh dengan membacakan cerita-cerita dongeng yang berisi petuah-petuah
kebaikan.
Dengan hal tersebut,
orangtua bisa menjadikan buku sebagai media atau perantara artinya buku dapat
menjadi latar belakang bagi anak untuk melakukan sesuatu. Sesuatu di sini
adalah hal-hal yang berisi pesan kebaikan. Selain itu, dengan seringnya
berinteraksi dengan buku. Orangtua dan anak pun mampu menciptakan suasana yang
akrab, sehingga mampu memengaruhi perkembangan dan katakter insini sesorang
menjadi baik.
Penutup
Keluarga
yang secara umum diakui sebagai salah satu tripusat pendidikan. Memiliki
peranan penting terhadap proses membaca permulaan anak, hal tersebut
dikarenakan waktu yang dimiliki anak bersama orangtua sangat banyak apalagi
pada saat usia pra-sekolah. Namun dengan adanya hal tersebut menuntut orangtua
pintar dalam menggunakan metode mengajarkan konsep membaca permulaan. Dua
metode yang paling banyak digunakan adalah metode eja dan suku kata. Selain
metode, orangtua pun dituntut kreatif dalam menggunakan media yang membantu
mengajarkan konsep membaca permulaan pada anak. Seperti penggunaan buku telepon
dan kartu bergambar. Berbagai metode dan media tersebut akan bertambah baik
jika ditanamkan kebiasaan mencintai buku semenjak dini.
Daftar
Rujukan
Aulia.
2012. Revolusi Pembuat Candu Membaca.
Jogjakarta: Penerbit Flash Book
Henry
Guntur Tarigan, dkk. 1990. Membaca dalam
Kehidupan. Bandung: Penerbit Angkasa.
ANALISIS PERANAN KELUARGA DALAM MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA PRA-SEKOLAH
Reviewed by Dunia Trisno
on
3:12:00 PM
Rating:
No comments:
Post a Comment