Makalah Sejarah
Asal Mula Nama RS Dr.Soebandi Jember
Oleh ; Sutrisno Gustiraja Alfarizi
SMA Negeri 1 Panarukan
Jalan Baluran 4 Situbondo
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Dewasa ini kebutuhan Rumah sakit di indonesia sangat diperlukan selain pendidikan .
Rumah sakit itu dibagi menjadi 2 macam menurut status kepemilikannya yaitu Rumah sakit milik Pemerintah dan Rumah sakit milik swasta . Umumnya Rumah sakit milik pemerintah biasanya menggunakan nama pahlawan atau nama daerahnya sendiri , Sementara RS Swasta menggunakan nama institusinya contoh Rumah Sajit Muhammadiyyah dll.
Ketika RS milik Pemerintah didirikan biasanya nama yang dipilih itu berdasar sejarah di daerah itu , Namun hanya segelintir orang saja yang mengetahui sejarah Nama itu .
Berdasar Latar Belakang diatas saya ingin mengetahui Tentang asal usul Nama RS Dr.Soebandi Jember.
1.2 Tujuan
Untuk Mengetahui Sejarah tentang RS Dr Soebandi Jember
Untuk Mengetahui Sosok Dr Soebandi
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Siapakah
Dr. Soebandi
Hanya
orang hebat yang namanya diabadikan menjadi nama rumah sakit di sebuah daerah
dan nama sebuah jalan, seperti Dr. Soebandi. ,
Dr. Soebandi lahir di Klakah - Lumajang, pada 17 Agustus 1917.
Nama
istri dari Dr. Soebandi adalah Rr Soekesi. Pasangan Dr. Soebandi dan Rr Soekesi
memiliki tiga orang putri, yaitu Widiyastuti, Widiyasmani, dan Widorini.
Dr.
Soebandi termasuk lelaki yang beruntung di zamannya, karena bisa mengenyam
pendidikan yang tinggi. Setelah menjalani pendidikan di HIS, MULO, dan NIAS,
putra pertama dari dua bersaudara ini berhasil masuk di Ika Daigoku (sekolah
kedokteran di Jakarta). Kemudian pada 2 November 1943, Soebandi melanjutkan
pendidikannya di Pendidikan Eise Syo Dancho hingga selesai. Setelah lulus, Dr.
Soebandi diangkat sebagai Eise Syo Dancho (entah apa artinya, saya tidak tahu).
Dokter
Belia Yang Sering Berpindah Tugas
Jabatan
awal Dr. Soebandi sebagai Eise Syo Dancho yang ditempatkan di Daidan Lumajang
(Daidan adalah kelompok bentukan Jepang yang bergerak di bidang pendidikan),
berubah dua hari setelah pembacaan proklamasi kemerdekaan. Saat itu PETA
dibubarkan, Dr. Soebandi dipindahtugaskan ke RSU Probolinggo, sebagai dokter.
Pada
tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno mengumumkan berdirinya Badan
Keamanan Rakyat. Pada waktu pembentukan BKR, Soebandi yang sudah berpangkat
letnan kolonel dipanggil ke Malang. Di sana dia ditugaskan menjadi dokter di
RST Claket Malang dengan pangkat kapten.
Jalannya
sejarah berubah begitu cepat. Melihat adanya ancaman mempertahankan status quo
(dari pihak Belanda), Pemerintah bersegera memanggil pensiunan Mayor KNIL Urip
Sumoharjo ke Jakarta. Beliau dberi tugas membentuk tentara kebangsaan
Indonesia. Melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, terbentuklah Tentara
Keamanan Rakyat.
Sejarah
memiliki harapan lain pada Dr. Soebandi. Ketika BKR diubah menjadi TKR pada 5
Oktober 1945 dan berubah menjadi TRI , Dr. Soebandi diberi pangkat mayor.
Di
tahun 1946, beliau kembali berpindah tugas. Kali ini Dr. Soebandi ditugaskan di
Jember sebagai kepala DKT.
Pada
rentang 1945 hingga 1947, Dr. Soebandi sering berpindah tugas. Beliau banyak
bertugas di front pertahanan Surabaya Selatan, Sidoarjo, Tulangan Porong, dan
Bangil. Bahkan, Dr. Soebandi pernah ditugaskan di front pertahanan Bekasi Jawa
Barat sebagai dokter perang.
Jember
di Tahun 1947
21
Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947, sejarah mencatat adanya aksi polisional
Belanda I, atau lebih dikenal dengan nama Agresi Militer Pertama. Mayor
Soebandi dipindahkan ke resimen IV Divisi III, yang kemudian berubah menjadi
Resimen 40 Damarwulan Divisi VIII.
Pada
tahun 1947, setelah tentara Belanda menduduki Jember, Dr. Soebandi pernah
ditangkap dan dijadikan tahanan kota, hanya karena terpergok menolong seorang
prajurit yang terluka di DKT. Ceritanya, Dr. Soebandi sedang menolong seorang
prajurit yang terkena tembak pihak Belanda. Kemudian Dr. Soebandi bermaksud
mengoperasi prajurit yang terluka itu. Melihat hal tersebut, Belanda tidak
suka. Ketidaksukaan itu membuat mereka menangkap dan menjadikan Dr. Soebandi
sebagai tahanan kota.
Tentang
kedatangan Belanda ke Jember pada 1947 juga diperkuat oleh sebuah foto yang
saya temukan di situs kitlv, yang berangka tahun 1947. Tepatnya di bulan Juli
1947.
Dalam
keterangan foto, ada tertulis kalimat seperti ini. “Burgers gedekt door
mariniers van Colonne blauw en veldpolitie tijdens de eerste politionele actie,
op weg van Soerabaja naar Djember”. Setelah saya cari tahu artinya,
ternyata mereka sedang membicarakan tentang aksi polisional Belanda pertama
(atau lebih dikenal Agresi Militer I).
Jember,
8 Februari 1949
Aksi
polisional Belanda yang kedua ditandai dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu
kota Indonesia saat itu, serta penangkapan tokoh-tokoh penting negeri ini
(Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir, dan lain-lain). Itu terjadi pada 19
Desember 1948.
Jember
memiliki perangnya sendiri. Sejak akhir tahun 1948 hingga 8 Februari 1949,
Letkol. Mohamad Sroedji selaku komandan Brigade III Damarwoelan Divisi I T.N.I.
Jawa Timur melakukan perlawanan pada pihak-pihak Belanda yang berniat menduduki
Indonesia kembali. Pada masa itu, Dr. Soebandi ada di posisi sebagai kepala
staf Resimen Sroedji.
Puncak
pertempuran tejadi pada 8 Februari 1949 di Desa Karangkedawung, Mumbulsari,
Jember. Dr. Soebandi gugur di medan pertempuran, begitu juga dengan Letkol.
Mohamad Sroedji. Jasad Dr. Soebandi ditemukan di tengah sawah.
Dr.
Soebandi meninggal dunia di usia yang terbilang muda, 32 tahun. Almarhum
meninggalkan seorang istri bernama Rr Soekesi, dan tiga orang putri (Widiyastuti,
Widiyasmani, dan Widorini).
RS Dr Soebandi Jember Saat Ini
Kegiatan
belajar mengajar di Program Studi Pendidikan Dokter resmi dimulai pada tahun
Akademik 2000/2001 pada tanggal 04 September 2000 dengan mahasiswa angkatan
pertama sebanyak 68 orang.
Sejak Juli 2001 oleh karena Prof. dr. Soenarjo memasuki masa Purnabhakti, kemudian Ketua Program dijabat oleh dr. Wasis Prajitno, Sp.OG.
Pada tanggal 02 Januari 2003 : RSUD dr. Soebandi Jember diresmikan oleh Menteri Kesehatan R.I menjadi Rumah Sakit Type B Pendidikan sebagai “ Rumah Sakit Pendidikan “ bagi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jember.
Sejak Juli 2001 oleh karena Prof. dr. Soenarjo memasuki masa Purnabhakti, kemudian Ketua Program dijabat oleh dr. Wasis Prajitno, Sp.OG.
Pada tanggal 02 Januari 2003 : RSUD dr. Soebandi Jember diresmikan oleh Menteri Kesehatan R.I menjadi Rumah Sakit Type B Pendidikan sebagai “ Rumah Sakit Pendidikan “ bagi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jember.
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Nama RS Dr Soebandi diambil dari nama pahlawan
2. Dr Soebandi adalah pahlawan di medan perang beliau sering bertugas untuk memberi pertolongan kepada pejuang yang terluka .
3. Dr Soebandi meninggal di usia yang cukup muda , 32 Tahun Ketika terjadi Pertempuran di Desa Karangkedawung, Mumbulsari,
Jember Pada tanggal 8 Februari 1949.
4. Saat ini RS Dr Soebandi Juga dipergunakan untuk RS Pendidikan bagi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jember.
3.2 Saran
1. Sebagai Pelajar kita harus belajar menghargai sejarah dan mengenang jasa pahlawaan
2. Sebagai Masyarakat Umum Kita wajib Mengetahui sejarah-sejarah tempat vital di daerah asal kita.
Daftar Pustaka
RZ Hakim , 2012.Dr.Soebandi . diakses pada tanggal 15 Oktober 2012. http://sejarah.kompasiana.com/2012/10/07/dr-soebandi/
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, follow twitter @gustitrisno dan G+ (+Gusti
Trisno), ya? Apabila informasi ini bermanfaat bagi kamu. Bisa juga follow
FP Blog Gusti Trisno biar dapat update info setiap hari. J
Asal Mula Nama RS Dr.Soebandi Jember
Reviewed by gusti trisno
on
8:05:00 PM
Rating:
No comments:
Post a Comment