Pertanyaan ini
pernah saya ajukan melalui status Facebook pada tanggal 6 Januari 2017. Tak
butuh waktu lama, para warganet pun merespon.
Dari berbagai komentar tersebut ternyata terdapat 3 hal yang membuat
drama korea lebih menarik dibandingkan sinetron Indonesia. Apa saja itu?
1. Ceritanya logis
“Aku suka beberapa drakor, biasanya yang episodenya
pendek, dan jalan ceritanya itu logis.” Ungkap Sismiati Hery.
“Logis ceritanya, Kak. Meskipun nggak jarang draor
yang hanya berisi kisah romantis.” Tambah Eris Miftah Fauziah.
Umumnya
sebuah cerita disukai para penikmatnya karena jalan ceritanya masuk akal.
Bahkan, sekalipun bergenre fantasi kemasukakalan pun mutlak diperlukan. Oleh
karena itu, saya langsung setuju dengan dua komentator tersebut.
2. Episodenya
Pendek
Episode sebuah
sinetron Indonesia kebanyakan ditentukan oleh rating dan share. Apabila rating
dan share-nya tinggi kebanyakan dipanjang-panjangin, sekalipun jalan cerita
menjadi melebar ke mana-mana. Rasanya untuk contoh kalian menyebutkan sendiri.
Nah, berbeda dengan hal tersebut drama Korea
menyajikan episode yang begitu pendek sekitar 20-24. Seperti yang diungkap Yuri
Indah Marminingtias, “Paling banyak 20-24 episode. Apalagi drama kolosal banyak
suspennya. Makanya jadilah Klovers.”
Episode yang tidak tamak itu rupanya juga didukung
oleh cerita, teknik kamera, aktor, dan naskah yang masih menang jauh dari
sinetron. Drama korea menerapkan episode sesuai dengan kebutuhan cerita
sehingga tidak ada istilah dipanjangkan. Seperti yang diungkap Ruwi Meita
berikut
Status ini rupanya juga memancing Kvopers
laki-laki, menurut Yanuar Rizaldi drama korea paling banyak 24-25, berbeda
dengan drama yang bergenre kolosal yang bisa sampai 60-an episode.
3. Ide Cerita
Ide cerita merupakan suatu hal yang sangat penting.
Inilah yang membuat drakor mengkreasikan banyak ide. Tidak seperti sinetron
yang umumnya mengikuti trend ide di pasaran. Sebagai contoh: saat GGS booming
membuat banyak PH berbondong-bondong membuat sinetron bergenre sama dan ketika
Anak Jalanan menguasai rating terciptalah sinetron balap-balapan lain.
Lalu, bagaimana dengan drama korea?
Ide cerita dari negeri ginseng itu sangatlah
beragam. Kita tahu sendiri, seperti My Girl Friend is Gumiho, City Hunter, 49
Days, dan lain-lain.
Selain idenya yang kurang beragaram, Ocvida
Izmiastuti merasa sinetron banyak konflik tetapi penyelesaiannya tidak jelas.
Tak hanya itu, masalah satu belum selesai muncullah masalah lain. tetapi
anehnya, masih menurut perempuan itu ending dalam sinetron itu gampang ditebak
dan ada beberapa sinetron yang dihentikan tanpa ending.
Berbeda dengan Ocvi, seorang penulis remaja bernama
Naila Yumna Salsabila merasa sinetron Indonesia lama-lama melantur dari ide
awalnya. Pernyataan tersebut memang benar adanya, sebagai contoh Emak Ijah
Ingin Ke Mekkah. Semula sinetron tersebut membahas keinginan Aty Cancer pergi
ke Baitullah. Lalu, muncullah tiga ubur-ubur dan Soni Wakwaw yang sekaligus
mengubah porsi cerita.
Oleh karena itu, rasanya ide cerita yang telah
dimiliki rasanya harus tetap dikondisikan agar tidak melebar ke mana-mana.
Walaupun begitu, ternyata sinetron Indonesia pada
masanya pernah menjadi tuntunan yang baik loh. Seperti yang diungkap oleh Kevin
Puridiyanto, “dan lagi, sinetron sekarang ini jarang edukasinya. Kalau zaman
dulu sinetron kayak Keluarga Cemara itu mengajarkan kita untuk hidup sederhana,
saling tolong mengelong, dan sayang sama keluarga. Berbeda dengan sekarang yang
kebanyakan terisi topik percintaan.
Sementara itu, menurut Endang Susio (Guru Seni
Budaya) merasa perlu pembenahan yang serius utamanya bagian-bagian yang
dianggap negatif. Menanggapi pernyataan itu, Raden Rita Yusri berharap sinetron
Indonesia yang sudah bagus untuk tidak dipanjangin sinetronnya dengan cara
bermunculannya banyak tokoh baru.
Berbeda dengan para warganet yang lain dalam
merespon status ini, Heru Prasetyo mengaku menonton drama korea karena
ikut-ikutan adiknya hingga ia suka. “Tetapi setelah ia meninggal bulan
September 2016, saya sudah agak jarang nonton drakor dan lebih memilih sitkom
TOP.”
Dari
penjelasan singkat tersebut, kira-kira sudah bisa mengambil kesimpulan atas
pertanyaan dalam tulisan ini?
Benarkah Drama Korea Lebih Menarik dari Sinetron Indonesia?
Reviewed by Dunia Trisno
on
9:46:00 AM
Rating:

No comments:
Post a Comment