ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA PUISI “SAJAK ATAS NAMA” KARYA MUSTOFA BISRI
Sutrisno Gustiraja A./130210402039/Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Abstrak: Analisis penggunaan diksi dalam puisi “Sajak
Atas Nama” karya Mustofa Bisri ini mempermasalahkan bagaimana pemilihan diksi
oleh pengarang dalam puisi “Sajak Atas Nama”, hubungan diksi dengan rima serta
makna yang diimplementasi dari diksi yang dipilih atau kata khusus yang dipilih
oleh pengarang. Tujuan yang ingin digapai adalah mendeskripsikan penggunaan diksi
bunyi pada puisi “Sajak Atas Nama”.
Kata kunci : diksi, bunyi,
puisi, sajak atas nama.
Pendahuluan
Puisi sebagai salah
sebuah karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat
dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur
yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Dapat pula
puisi dikaji jenis-jenis atau ragam-ragamnya, mengingat bahwa ada beragam-ragam
puisi. Begitu juga, puisi dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat
bahwa sepanjang sejarahnya, dari waktu ke waktu puisi selalu ditulis dan dibaca
orang.
Meskipun demikian,
orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan
menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti
bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.
Gaya
bahasa merupakan sarana sastra yang turut menyumbangkan nilai kepuitisan atau
estetik karya sastra, bahkan seringkali nilai seni suatu karya sastra
ditentukan oleh gaya bahasanya. Dewasa ini, penelitian yang berhubungan dengan
gaya bahasa begitu merebak di kalangan masyarakat bahasa. Hal ini ditunjang
dengan beberapa buku yang membicarakan gaya bahasa meskipun bukan semata-mata
meneliti karya sastra dari aspek kegayabahasaannya ataupun penelitian gaya
bahasa itu bersifat umum, dalam arti, bukan penelitian gaya bahasa sastra
secara khusus. Diantara yang dimaksud itu ialah Diksi dan Gaya Bahasa (1984)
karya Gorys Keraf, Ragam Bahasa Indonesia (Tanpa Tahun) tulisan Slametmuljana
dan Simorangkir Simandjuntak, dan Pengkajian Puisi (1987, cet. I; 1990 cet. II)
Dalam puisi “Sajak Atas
Nama” karya Mustofa Bisri terdapat gaya bahasa yang sangat indah. Gaya bahasa
tersebut sengaja digunakan oleh pengarang untuk menimbulkan efek tertentu,
khususnya efek estetis (Pradopo, 1997: 40). Hal ini dipertegas bahwa gaya
bahasa disusun untuk mengungkapkan pikiran secara khas yang memperlihatkan
perasaan jiwa dan kepribadian penulis. Menurut Hartoko dan Rahmanto (dalam
Al-Ma’ruf, 2009: 138) gaya bahasa itu adalah cara yang khas yang dipakai
seorang untuk mengungkapkan diri pribadi.
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah:
(a) Bagaimana pemilihan diksi oleh pengarang dalam puisi “Sajak Atas Nama”? (b)
Bagaimana hubungan pemilihan diksi dengan rima atau persajakan dalam puisi
Sajak Atas Nama? (c) Apa saja makna yang dapat diimplementasi dari diksi yang
dipilih atau kata khusus yang dipilih oleh pengarang?
Adapun tujuan tulisan ini adalah untuk: (1) Mendeskripsikan diksi
pada puisi “Sajak Atas Nama” karya
Mustofa Bisri. (2) Mengungkapkan makna yang dapat diinterprestasi dalam Sajak
Atas Nama” karya Mustofa Bisri. Sedangkan manfaatnya adalah penelitian gaya
bahasa ini untuk menyumbangkan pandangan bagi pengembangan ilmu sastra,
khususnya dalam lapangan stilistika. Dengan menunjukan corak gaya bahasa yang
meliputi aspek bahasa, diharapkan penelitian ini dapat menyumbangkan gagasan
penulisan stilistika Indonesia khususnya stilistika sastra.
Kajian Teoritis
Karya sastra yang dibahas dalam
penelitian ini adalah analisis puisi dengan fokus pada pilihan kata atau diksi
dengan menggunakan teori stilistika. Stilistika adalah proses menganalisis
karya sastra dengan mengkaji unsur-unsur bahasa sebagai medium karya sastra
yang digunakan sastrawan sehingga terlihat bagaimana perlakuan sastrawan
terhadap bahasa dalam rangka menuangkan gagasannya (subject matter). Menurut Abrams (dalam Al-Ma’ruf, 2009: 19)
mengemukakan stilistika kesusastraan merupakan metode analisis karya sastra.
Stilistika dimaksudkan untuk menggantikan kritik sastra yang subjektif dan
impresif dan ilmiah. Stilistika juga merupakan ilmu yang menyelidiki pemakai
bahasa dalam karya satra, dengan mempertimbangkan aspek-aspek keindahannya.
Menurut Junus (dalam Al-Ma’ruf, 2009: 11), hakikat stilistika adalah studi
mengenai pemakaian bahasa dalam karya sastra. Stilistika dipakai sebagai ilmu
gabungan, yakni linguistik dan ilmu sastra. Stilistika sebagai ilmu yang
mengkaji penggunaan bahasa dalam karya sastra yang berorientasi linguistik atau
menggunakan parameter linguistik.
Metode Penelitian
Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pada hakikatnya
penelitian kualitatif menitikberatkan pada analisis isi (content analysis), yaitu penelitian yang mementingkan
pengkajian isi dengan tujuan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam objek
penelitian yang dijabarkan secara verba. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam
Moleong, 2005: 8), metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dilakukan
dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan dan
menginterpretasikan data. Hal ini sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan data dan menginterpretasikan
data. Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat
dalam puisi “Sajak Atas Nama” karya Mustofa Bisri.
Data
penelitian ini adalah gaya bahasa yang terdapat dalam puisi “Sajak Atas Nama”
karya Mustofa Bisri. Sumber data yaitu teks puisi tersebut.
Pembahasan
SAJAK
ATAS NAMA
Karya Mustofa Bisri
Ada
yang atas nama Tuhan melecehkan Tuhan
Ada
yang atas nama negara merampok negara
Ada
yang atas nama rakyat menindas rakyat
Ada
yang atas nama kemanusiaan memangsa manusia
Ada
yang atas nama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada
yang atas nama persatuan merusak persatuan
Ada
yang atas nama perdamaian mengusik kedamaian
Ada
yang atas nama kemerdekaan memasung kemerdekaan
Pada bait pertama terdapat rima awal. Rima awal memiliki arti apabila
kata-kata yang berima terdapat pada awal-awal kata. Ditandai dengan kata “Ada yang atas nama”.
Ada
yang atas nama
keadilan meruntuhkan keadilan
Ada
yang atas nama
persatuan merusak persatuan
Ada
yang atas nama perdamaian
mengusik kedamaian
Ada
yang atas nama kemerdekaan
memasung kemerdekaan
Pada bait kedua juga terdapat rima awal. Rima awal itu sendiri memiliki
arti Apabila
kata-kata yang berima terdapat pada awal-awal kata. Ditandai dengan kata “Ada yang atas nama”. Selain
rima awal juga terdapat rima tertutup
Yang berima itu suku akhir suku tertutup dengan vokal yang diikuti konsonan yang sama. Yakni ditandai dengan konsonan pada kata keadilan, persatuan, kedamaian, dan kemerdekaan.
Yang berima itu suku akhir suku tertutup dengan vokal yang diikuti konsonan yang sama. Yakni ditandai dengan konsonan pada kata keadilan, persatuan, kedamaian, dan kemerdekaan.
Maka atas nama apa saja atau siapa saja
Kirimkanlah laknat kalian
Atau atas nama-Ku
Perangilah mereka dengan kasih sayang
Pada bait ketiga memiliki
rima merdeka karena
tidak ada yang bersajak. Hal ini dapat dijelaskan pada kutipan berikut:
tidak ada yang bersajak. Hal ini dapat dijelaskan pada kutipan berikut:
Maka atas nama apa saja atau siapa saja (a)
Kirimkanlah laknat kalian (b)
Atau atas nama-Ku (c)
Perangilah mereka dengan kasih sayang (d)
Interpretasi dari Puisi “Sajak Atas
Nama” Karya Mustofa Bisri
No.
|
Kata
Kongkret
|
Bait/Baris
|
Unsur-unsur
Makna
|
Konotasi
|
1
|
Tuhan
|
1/1
|
Tuhan: merujuk kepada suatu dzat abadi
dan supranatural, biasanya dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan
alam semesta atau jagat raya.
Tuhan dipahami sebagai zat Mahakuasa
dan asas dari suatu kepercayaan
|
Manusia seolah-olah menjadi
perwakilan Tuhan dengan menghina/melecehkan Tuhan.
|
2
|
merampok
|
1/2
|
Merampok:
Mengambil atau menguasai barang milik orang
lain dengan cara paksa bahkan di serta dengan kekerasan.
|
Perwakilan negara (anggota
parlemen) yang sering menyalahgunakan wewenang dengan melakukan tindakan
korupsi
|
3
|
menindas
|
1/3
|
menindih (menghimpit, menekan) kuat-kuat atau dengan
barang yang berat.
|
Perilaku wakil rakyat yang sering
memperlakukan rakyat dengan sewenang-wenang, bahkan dengan cara kekerasan
seperti penggusuran dan lain-lain.
|
4
|
memangsa
|
1/4
|
1. memakan;
2. menjadikan sesuatu sebagi mangsa;
|
Rasa empati yang tak timbul dari
manusia terhadap manusia lain, sebab mereka sering menjadikan mangsa atau
sasaran terhadap manusia yang lain. Hal ini juga sering dilakukan oleh aparat
pemangku kebijakan rakyat.
|
5
|
Meruntuhkan
|
2/1
|
1. merusakkan dan merobohkan;
menjatuhkan; menerbankan:
|
Rasa keadilan yang diruntuhkan
atau dirusak oleh banyak orang dengan mengatasnamakan keadilan itu sendiri
|
6
|
merusak
|
2/2
|
Menjadikan rusak
|
Ada
orang yg membangun dan ada pula orang yang merusak
|
7
|
memasung
|
2/4
|
Membelenggu seseorang dengan
pasung;
|
Rasa bebas (merdeka) seseorang
yang dibatasi.
|
8
|
atas
nama
|
3/1
|
Atas nama: Perwakilan/menggunakan
nama siapa saja
|
Jangan sembarang mengatasnamakan
apapun dalam setiap mengambil kebijakan/keputusan
|
9
|
laknat
|
3/2
|
Mengutuk
|
Laknat
Tuhan itu kepada orang-orang yg berbuat zalim; sedangkan manusia tidak bisa
mengirim laknat atas nama-Nya
|
10
|
Perangilah
|
3/4
|
Pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau
lebih.
|
Perangilah semua orang yang ada
dimuka bumi agar tidak terjadi fitnah lagi, dan perangilah mereka dengan
ketulusan/kebaikan.
|
Simpulan
Hakikat stilistika adalah studi mengenai
pemakaian bahasa dalam karya sastra. Stilistika dipakai sebagai ilmu gabungan,
yakni linguistik dan ilmu sastra. Stilistika sebagai ilmu yang mengkaji
penggunaan bahasa dalam karya sastra yang berorientasi linguistik atau
menggunakan parameter
Diksi merupakan pilihan kata yang dipilih oleh
penyair agar karya yang disajikan lebih menarik dari segi kata-kata. Diksi yang
digunakan dalam puisi Sajak Atas Nama lebih banyak mengacu kepada makna
denotasi (makna sebenarnya), namun ada beberapa kata yang bermakna konotasi
seperti merampok, menindas, memangsa, dan lain-lain.
Sedangkan rima perulangan bunyi yang sama
dalam puisi berguna untuk menambah keindahan puisi. Rima yang digunakan dalam
puisi “Sajak Atas Nama” pada bait pertama secara keseluruhan adalah rima awal,
sementara bait kedua, selain ditemukan rima awal juga ditemukan rima yang
ditutup oleh konsonan salah satu. Jadi pada intinya sang penyair menempatkan
kata atau kalimat kunci di akhir baris puisinya. Rima dalam puisi ini merupakan
bentuk ekspresi terhadap suasana yang ada dalam puisi tersebut.
Daftar Pustaka
Al-Ma’ruf,
Ali Imron. 2009. Stilistika: Teori,
Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta: Cakra Books.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______________________.
2000. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Yasin, Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya: Amanah.
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, follow twitter @gustitrisno dan G+ (+Gusti
Trisno), ya? Apabila informasi ini bermanfaat bagi kamu. Bisa juga follow
FP Blog Gusti Trisno biar dapat update info setiap hari. J
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA PUISI “SAJAK ATAS NAMA” KARYA MUSTOFA BISRI
Reviewed by Dunia Trisno
on
7:26:00 PM
Rating:
No comments:
Post a Comment