“Kok bisa sih menulis di tengah padatnya aktivitas?”
Pertanyaan itu seringkali kutemui dari beberapa orang. Mereka begitu menyangsingkan kesibukanku sebagai mahasiswa yang didera tumpukan tugas, ber-organisasi, menjadi pemateri kepenulisan, dan bekerja sebagai influencer. Terlebih kadang masih sempat-sempatnya jalan-jalan.
Kunci utama agar kita bisa produktif menulis adalah meluangkan waktu bukan menunggu waktu luang lho. Lho, apa bedanya dong antara meluangkan waktu dan menunggu waktu luang? Secara tulisan pasti beda dong, apalagi secara makna. Hehe. Kalau misalnya meluangkan waktu ya, kita akan memberikan waktu khusus untuk menulis di tengah padatnya aktivitas. Waktu khususnya itu bisa pagi hari sebelum berangkat ke kampus, pulang dari kampus, atau menjelang tidur.
Kalau menunggu waktu luang berarti kita menunggu waktu yang tepat untuk menulis. Kalau menunggu waktu luang ya pasti nggak nulis-nulis dong. Pasti jika ada waktu luang ada banyak godaan. Mulai hang out bareng teman, plus rayuan kasur yang begitu meninabobokan. Hehe..
Selain memberikan waktu luang, aku juga biasa menerapkan to do list. Apa itu to do list? To do list itu kalau aku artikan ya rencana kegiatan harian. Kalau misalnya aku berhasil melakukan sesuatu, pasti deh agenda atau kegiatan yang kutulis itu dicoret. To do list benar-benar membantuku mengingat dan menjadi bahan evaluasi harian. Selain ditulis di buku, aku juga membuat to do list yang berkaitan dengan rancangan menulis di laptop. Aku sengaja menulis di laptop dengan menggunakan sticky note. Makanya setiap membuka laptop membuatku langsung mengingat akan rancangan naskah yang harus diselesaikan.
Kalau Gusti enak ya, punya laptop jadi bisa sering menulis?
Pertanyaan itu juga kadang hinggap di beberapa chat baik WA, Inbox FB, atau DM Instagram. Tentu yang bertanya itu biasanya orang-orang yang ingin menulis, tapi terhalang laptop atau komputer pribadi.
Pertanyaan itu seharusnya tidak muncul lho. Kalau misalnya kita menginginkan sesuatu tentu harus ada usaha. Usahanya sendiri bisa keras atau biasa saja. Toh, di era yang serba canggih kini, kita bisa manfaatkan ponsel pintar atau bisa ke warnet.
Aku sendiri dulu sering banget ke warnet lho untuk menulis. Kegiatan menulis di warnet itu biasanya dilakukan setiap malam Minggu selama kurang lebih tiga bulan di akhir kelas 12 SMA. Kegiatan itu ternyata menghasilkan sekitar 125 halaman lho. Sekalipun kalau membaca naskah itu, kini aku geli-geli gimana gitu. Hehe.
Dari perjuangan di warnet itu lah membuatku tahu jika sesuatu yang kita inginkan tidak selamanya langsung dimiliki. Hal itu terbukti ketika berada di Jember untuk kuliah, aku masih saja belum beli laptop. Alhasil, aku menggunakan komputer yang ada di perpustakaan kampus. Baru deh ketika menginjak tahun kedua alias semester tiga, aku bisa leluasa menulis di laptop. Tentu, aku lebih semangat dong. Tanda semangat itu dimulai ketika cerita pendek pertamaku dimuat di media massa. Dan, hingga kini puluhan cerita pendekku dimuat di berbagai media massa baik lokal, nasional, dan online.
ASUS X 451 CA dan Segala Karya yang Tercipta
ASUS X 451 CA menjadi laptop yang kupakai sejak menempuh pendidikan sarjana. Laptop berwarna putih itu begitu menunjang keseharianku. Ia menjadi andalan mengerjakan tugas kuliah hingga skripsi, tentu juga menulis cerita. Laptop ini juga pernah menjadi salah satu ide menulis cerita pendek. Cerpen yang berjudul “Cinta Hampir Terlambat” itu menceritakan kisah penulis yang begitu jatuh cinta sama laptopnya hingga lupa dengan keadaan sekeliling. Tentu cerita fiksi itu tak terjadi padaku dong. Hehe.
Selain memberikan ide cerita, ASUS X 451 CA itu juga membuat kehidupan menulisku menjadi lebih produktif. Setidaknya sudah ada 3 buku yang telah terbit dan ada beberapa naskah lainnya yang sedang menunggu evaluasi dari editor. Berbekal pengalaman bersama ASUS sejak 2014 itu membuatku tak ingin berpaling dengan yang lain. Kalau ada kesempatan, aku masih ingin setia memiliki ASUS tipe terbaru.
Raditya Dika dan Percobaan Menghancurkan Laptop
Baru-baru ini Raditya Dika dan Hanif melakukan uji coba menghacurkan laptop ASUS. Mulai dari diinjak dengan kaki Radit dan Hanif, dijadikan pemukul kasti, dijatuhkan ke lantai (paving), dilindas motor hingga dilindas tiga sepeda anak kompleks. Hasilnya ternyata laptopnya tidak apa-apa.
Akibat itu, aku jadi penasaran dengan laptop yang dimaksud Raditya Dika. Setelah mencari di mesin pencarian. Aku menemukan kabar ASUS yang telah sukses meluncurkan seri VivoBook S dan VivoBook Pro, kini memperkenalkan VivoBook Ultra A412 yang merupakan ultrabook mungil dengan desain stylish serta powerful.
Tahan Banting dan Bersertifikasi Militer
Mengapa laptop ASUS terbaru ini ketika diuji mengancurkan kondisinya baik-baik saja oleh Raditya Dika di channel Youtube-nya ? Mungkin pertanyaan itu yang hinggap di pikiran kita. Ternyata laptop ini memiliki sertifikat ketahanan US Military-grade Durability MIL-STD 810G. Laptop ini telah dilakukan 5 pengujian, yakni: (1) Altitude test (uji ketinggian) artinya laptop diletakkan di tempat tinggi seperti puncak gunung dan tempat paling rendah, (2) Humidity test (uji kelembapan) artinya laptop diletakkan pada limkungan yang memiliki kelembapan tinggi dan rendah, (3) Drop test (uji jatuh) artinya laptop dijatuhkan melalui serangkaian tes jatuh untuk mengukur seberapa baik mereka bertahan dari kecelakaan kecelakaan yang kecil dalam kehidupan sehari hari, (4) Vibration test (uji getar) artinya laptop ditempatkan pada beberapa frekuensi getaran untuk memastikan konstruksi rangka luar dan bagian dalam laptop selalu terpasang dengan aman dan tidak terlepas walaupun menerima berbagai getaran sekalipun, dan (5) Temparature test artinya laptop diuji pada kondisi lingkungan yang memiliki temperatur yang ekstrem.
Makanya ya, si Raditya Dika begitu berani mencoba menghancurkan produk terbaru ASUS ini ya. Kalau aku jadi dia, sudah pasti laptopnya akan disayang-sayang. Hehe.
Selain memiliki sertifikat ketahanan US Military-grade Durability MIL-STD 810G, ASUS VivoBook Ultra A412 juga memiliki keunggulan lainnya, di antaranya:
Ringan Banget
Laptop berukuran panjang 32 cm dan lebar 21 cm itu memiliki berat hanya 1,5 kilogram. Tentu jika memilikinya kita tidak perlu menggunakan tas yang begitu besar kan? Selain itu, membuat punggung terasa ringan. Kalau perjalanan jauh bisa membuat beban kita berkurang banget kan.
Laptop berukuran panjang 32 cm dan lebar 21 cm itu memiliki berat hanya 1,5 kilogram. Tentu jika memilikinya kita tidak perlu menggunakan tas yang begitu besar kan? Selain itu, membuat punggung terasa ringan. Kalau perjalanan jauh bisa membuat beban kita berkurang banget kan.
Kehadiran NanoEdge Display dan Ergolift Design
Kehadiran NanoEdge Display membuat bezel pada layar VivoBook Ultra A412 tampil dengan ukuran hanya 5,7mm. Berkat bezel yang tipis, dimensi bodi VivoBook Ultra A412 secara keseluruhan dapat diperkecil serta dapat menghadirkan screen-to-body ratio hingga 83 persen, pasti tampilan visualnya sangat mendalam kan.
Kehadiran ErgoLift Design membuat bagian bodi utama VivoBook Ultra A412 dapat terangkat dan membentuk sudut dua derajat. Sehingga posisi keyboard saat VivoBook Ultra A412 digunakan menjadi lebih ergonomis dan lebih nyaman. Tak hanya itu, ErgoLift Design juga membuat sistem pendingin di VivoBook Ultra A412 dapat bekerja lebih optimal. Saat ultrabook ini digunakan, bodinya akan sedikit terangkat sehingga membentuk rongga yang dapat memperlancar sirkulasi udara pada sistem pendinginan. Dengan sistem pendingin yang lebih baik, hardware di dalam ultrabook ini dapat bekerja lebih optimal.
Wow, keren banget kan?
Fingerprint Membuat Data Lebih Aman
Fingerprint bukan hanya ada di ponsel pintar lho. ASUS VivoBook Ultra A412 juga memilikinya. Terlebih fitur fingerprint itu sudah terintegrasi dengan Windows Hello. Integrasi tersebut memungkinkan pengguna untuk login dan masuk ke dalam akun Windows 10 di VivoBook Ultra A412 tanpa harus mengetikkan password. Selain mempermudah, fitur ini juga membuat VivoBook Ultra A412 menjadi lebih aman.
Kehadiran NanoEdge Display membuat bezel pada layar VivoBook Ultra A412 tampil dengan ukuran hanya 5,7mm. Berkat bezel yang tipis, dimensi bodi VivoBook Ultra A412 secara keseluruhan dapat diperkecil serta dapat menghadirkan screen-to-body ratio hingga 83 persen, pasti tampilan visualnya sangat mendalam kan.
Kehadiran ErgoLift Design membuat bagian bodi utama VivoBook Ultra A412 dapat terangkat dan membentuk sudut dua derajat. Sehingga posisi keyboard saat VivoBook Ultra A412 digunakan menjadi lebih ergonomis dan lebih nyaman. Tak hanya itu, ErgoLift Design juga membuat sistem pendingin di VivoBook Ultra A412 dapat bekerja lebih optimal. Saat ultrabook ini digunakan, bodinya akan sedikit terangkat sehingga membentuk rongga yang dapat memperlancar sirkulasi udara pada sistem pendinginan. Dengan sistem pendingin yang lebih baik, hardware di dalam ultrabook ini dapat bekerja lebih optimal.
Wow, keren banget kan?
Fingerprint Membuat Data Lebih Aman
Fingerprint bukan hanya ada di ponsel pintar lho. ASUS VivoBook Ultra A412 juga memilikinya. Terlebih fitur fingerprint itu sudah terintegrasi dengan Windows Hello. Integrasi tersebut memungkinkan pengguna untuk login dan masuk ke dalam akun Windows 10 di VivoBook Ultra A412 tanpa harus mengetikkan password. Selain mempermudah, fitur ini juga membuat VivoBook Ultra A412 menjadi lebih aman.
Saatnya Beralih ke SSD
ASUS VivoBook Ultra 412 ini telah menggunakan SSD. SDD sendiri merupakan teknologi baru yang menawarkan banyak keunggulan lebih dibandingkan HDD, di antanya:
- Perangkat SSD tidak menggunakan komponen mekanik yang bergerak. Tidak ada motor penggerak, piringan cakram maupun kepala baca-tulis konvensional. Hal ini menyebabkan lebih tahan guncangan fisik maupun dari medan magnet.
- Daya listrik yang dipakai relatif lebih rendah dibanding jenis HDD. Tidak ada getaran, tidak ada suara yang ditimbulkan seperti pada HDD. Tingkat panas juga mampu direduksi.
- Kinerja kecepatan baca-tulis data meningkat jauh lebih baik. Lazimnya mampu di atas 200 MB/detik dan sampai 550 MB/detik untuk jenis driveyang tercanggih; sebaliknya, kinerja HDD cuma dalam rentang 50–120MB/detik.
- Waktu booting dihitung sejak dari tombol laptop ditekan hingga sistem operasi siap turut meningkat. Jika sistem operasi yang dipasang di HDD membutuhkan waktu booting rata-rata 30-40 detik bahkan lebih tergantung kondisi HDD, maka SSD hanya memerlukan sekitar 10-13 detik hingga komputer siap dipakai untuk beraktivitas.
Tidak Perlu Beli Windows
ASUS UltraBook 412 ini menggunakan Windows 10 yang original. Kalau original berarti perlu menyediakan biaya tambahan dong? Hehe. Pertanyaan itu mungkin bisa saja muncul ya, terlebih harga windows asli itu begitu mahal di pasaran. Makanya, banyak beberapa laptop yang menggunakan windows bajakan.
Nah, uniknya ASUS UltraBook 412 adalah menyediakan windows original tanpa perlu ada biaya tambahan. Penggunaan windows original ini membuat keuntungan lho, yakni:
• Sistem proteksi yang selalu up to date untuk proteksi kejahatan siber.
• Dapat mengurangi kemungkinan downtown atas kerusakan hardware.
• Penawaran update dari software terbaru.
ASUS UltraBook 412 ini menggunakan Windows 10 yang original. Kalau original berarti perlu menyediakan biaya tambahan dong? Hehe. Pertanyaan itu mungkin bisa saja muncul ya, terlebih harga windows asli itu begitu mahal di pasaran. Makanya, banyak beberapa laptop yang menggunakan windows bajakan.
Nah, uniknya ASUS UltraBook 412 adalah menyediakan windows original tanpa perlu ada biaya tambahan. Penggunaan windows original ini membuat keuntungan lho, yakni:
• Sistem proteksi yang selalu up to date untuk proteksi kejahatan siber.
• Dapat mengurangi kemungkinan downtown atas kerusakan hardware.
• Penawaran update dari software terbaru.
Bertambah Produktif dengan ASUS VivoBook Ultra A412, Siapa Takut?
Dari enam keunggulan ASUS VivoBook Ultra A412 itu tentu pasti akan menunjang produktivitasku dalam menulis. Terlebih baterainya hanya sekitar dua jam di-charge dapat digunakan hingga 24 jam. Lama banget kan? Kalau misalnya aku travelling, aku tidak perlu takut untuk meletakkan laptop ini di bagasi bus. Toh, sudah bersertifikasi militer gitu lho.
Dari enam keunggulan ASUS VivoBook Ultra A412 itu tentu pasti akan menunjang produktivitasku dalam menulis. Terlebih baterainya hanya sekitar dua jam di-charge dapat digunakan hingga 24 jam. Lama banget kan? Kalau misalnya aku travelling, aku tidak perlu takut untuk meletakkan laptop ini di bagasi bus. Toh, sudah bersertifikasi militer gitu lho.
Dari enam keunggulan ASUS VivoBook Ultra A412 itu tentu pasti akan menunjang produktivitasku dalam menulis. Terlebih baterainya hanya sekitar dua jam di-charge dapat digunakan hingga 24 jam. Lama banget kan? Kalau misalnya aku travelling, aku tidak perlu takut untuk meletakkan laptop ini di bagasi bus. Toh, sudah bersertifikasi militer gitu lho.
Tak hanya itu, pilihan warna laptop ini ada empat meliputi: biru, merah, hitam, dan abu-abu. Warna biru begitu memikatku, sebab ketika aku melihat warna tersebut ada aura ketenangan yang nantinya akan membuatku lebih berkonsentrasi terhadap tugas dan pekerjaan. Tentu tiga warna lainnya juga memiliki filosofi sendiri sesuai subjektivitas orang kan?
Walaupun memiliki ASUS VivoBook Ultra A412, kita harus tetap ingat bahwa kunci produktivitas dalam menulis atau melakukan pekerjaan apa pun itu tetap ada pada Allah Swt. Kita juga harus senantiasa bersyukur atas apa pun yang kita miliki. Termasuk atas padatnya jadwal yang kita miliki. Sebab tidak semua orang memiliki waktu yang begitu padat dengan kebaikan.
Semoga artikel ini bermanfaat ya! Jangan lupa bagikan artikel ini agar orang-orang di sekeliling bisa bertambah produktif sekaligus menemukan jawaban atas ASUS VivoBook Ultra A412. [!]
*****
Disclaimer
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba “ASUS VivoBook Ultra A412 Blog Writing Competition”.
Daftar Rujukan
Arjuna Elektronik. 2019. Laptop Asus Menjalani Pengetesan Ekstrim untuk Memastikan Kualitas Terbaik. https://www.arjunaelektronik.com/laptop-asus-menjalani-pengetesan-ekstrim-untuk-memastikan-kualitas-terbaik/ diakses tanggal 29 Agustus 2019.
Firman, Tony. 2017. Membandingkan Kinerja Perangkat Penyimpanan Data SDD dan HDD. https://tirto.id/membandingkan-kinerja-perangkat-penyimpan-data-ssd-vs-hdd-crSk diakses tanggal 29 Agustus 2019.
Moedia, Arindra. 2016. Microsoft Ungkap Tiga Manfaat Beli Windows 10 Asli. https://www.antaranews.com/berita/549429/microsoft-ungkap-tiga-manfaat-beli-windows-10-asli diakses tanggal 29 Agustus 2019.
Septiyani, Amalia. 2019. Resmi! Asus Luncurkan Ultrabook 14 Inci Tertipis dan Terkecil di Dunia. https://gridgames.grid.id/read/151764841/resmi-asus-luncurkan-ultrabook-14-inci-tertipis-dan-terkecil-di-dunia?page=all diakses tanggal 29 Agustus 2019
*****
Disclaimer
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba “ASUS VivoBook Ultra A412 Blog Writing Competition”.
Daftar Rujukan
Arjuna Elektronik. 2019. Laptop Asus Menjalani Pengetesan Ekstrim untuk Memastikan Kualitas Terbaik. https://www.arjunaelektronik.com/laptop-asus-menjalani-pengetesan-ekstrim-untuk-memastikan-kualitas-terbaik/ diakses tanggal 29 Agustus 2019.
Firman, Tony. 2017. Membandingkan Kinerja Perangkat Penyimpanan Data SDD dan HDD. https://tirto.id/membandingkan-kinerja-perangkat-penyimpan-data-ssd-vs-hdd-crSk diakses tanggal 29 Agustus 2019.
Moedia, Arindra. 2016. Microsoft Ungkap Tiga Manfaat Beli Windows 10 Asli. https://www.antaranews.com/berita/549429/microsoft-ungkap-tiga-manfaat-beli-windows-10-asli diakses tanggal 29 Agustus 2019.
Septiyani, Amalia. 2019. Resmi! Asus Luncurkan Ultrabook 14 Inci Tertipis dan Terkecil di Dunia. https://gridgames.grid.id/read/151764841/resmi-asus-luncurkan-ultrabook-14-inci-tertipis-dan-terkecil-di-dunia?page=all diakses tanggal 29 Agustus 2019
Tetap Produktif di Tengah Kesibukan, Tenang Ada ASUS VivoBook Ultra A412
Reviewed by Dunia Trisno
on
8:07:00 PM
Rating:
No comments:
Post a Comment