Sewaktu
menyelesaikan skripsi, saya berkesempatan mewawancarai Ibu Vidi Ratnasari. Wawancara
tersebut berguna untuk studi pendahuluan sebelum melakukan pengembangan bahan
ajar dengan materi menulis teks cerita pendek. Berikut isi wawancara dengan
guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Panarukan:
Bahan ajar apa yang selama ini Ibu gunankan
untuk mengajarkan materi teks cerpen?
“Selama
ini yang saya gunakan hanyalah buku paket yang ada di sekolah, baik buku paket
kurikulum 2013 ataupun kurikulum 2006. Karena memang kurikulum 2013 masih baru.
Jadi, saya masih belum mengajarkan dari bahan ajar lain. Selain, buku paket dan
contoh-contoh cerpen baik di buku fiksi maupun internet.”
Bagaimanakah tanggapan Ibu terhadap sajian
materi teks cerpen dalam buku tersebut?
“Menurut
saya penjelasan di buku paket agak sulit dipahami siswa, tidak seperti buku
paket yang lama. Materi teks cerpen di sana hanya sekadar teks, wacana, dan
mereka harus mencari sendiri.”
Dalam materi teks cerpen pada bahan ajar
yang selama ini Ibu gunakan, adakah kekurangan yang menyebabkan tujuan
pembelajaran tidak tercapai?
“Sebenarnya
banyak, mungkin karena sekarang itu ada struktur teks cerpen sehingga membuat
siswa bingung membedakannya dengan alur. Selain itu, waktu untuk latihan
menulis juga kurang.”
Bagaimana Ibu mengatasi hal tersebut?
“Salah
satu yang saya terapkan adalah mereka harus banyak membaca buku-buku fiksi,
dari buku fiksi itu mereka akan lebih banyak mempunyai wawasan. Jadi, tidak
hanya tergantung buku paket.”
Bagaimana idealnya bahan ajar teks cerpen
yang ideal?
“Bahan ajar teks cerpen
yang ideal itu membuat siswa bisa belajar dari cerpen, mereka juga bisa mencari
struktur, isi, dan pesan cerpen. Kalau di buku paket itu cerpen-cerpennya
seperti monoton dan kurang dipahami oleh siswa. “
Apakah Ibu mengerti tentang kearifan lokal
di Situbondo?
“Sebenarnya
belum banyak paham, tapi kearifan lokal di Situbondo itu mungkin budaya di
Situbondo.”
Menurut Ibu, bagaimanakah kelestarian
kearifan lokal di Situbondo?
“Kelestariannya?
Sebenarnya Situbondo itu kearifan lokal budaya masih belum banyak digali oleh
orang Situbondo sendiri. Jadi, mungkin kita harus banyak memanfaatkan untuk
melestarikannya.”
Bagaimana apabila kearifan lokal di
Situbondo dimasukkan ke dalam materi pembelajaran?
“Bagus
itu, agar siswa bisa mengenal Situbondo secara lebih mendalam.”
Apakah materi teks cerpen merupakan wahana
yang tepat untuk diintegrasikan dengan kearifan lokal Situbondo?
“Tentu
saja, mungkin masih dalam bentuk pengembangan.”
Mengapa?
“Karena kearifan lokal itu bisa menjadi
sebuah tema yang bagus untuk menulis cerita pendek nantinya dan bisa mengangkat
kearifan budaya daerah khususnya Situbondo.”
Secara sederhana, setujukah Ibu dengan
dikembangkannya bahan ajar materi teks cerpen berbasis kearifan lokal di
Situbondo?
“Setuju, asalkan bisa
dirancang dengan baik dan siswa mudah paham.”
Mengapa Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen Perlu Dikembangkan?
Reviewed by Dunia Trisno
on
1:56:00 PM
Rating:
No comments:
Post a Comment