Ada beberapa teman yang bertanya, apa
yang saya dapatkan dari Media Massa jika tulisan saya dimuat?
Uang.
Kepopuleran.
Nambah followers di IG.
Menaikkan harga diri atau lebih
tepatnya personal branding?
Atau barangkali yang lain?
Pembaca
yang setia, beberapa tulisan yang memang telah dimuat di media massa, namun
tidak semua media massa memberikan saya uang.
Lah, kok masih mau kirim naskah. Kan nulis
itu butuh perjuangan! Sudah seharusnya dapat penghasilan yang setimpal.
Memang
benar pernyataan tersebut, menulis itu berjuang. Dan tulisan itu mahal
harganya? Lantas apakah semua bisa terwujud dari uang?
Sampai
di sini, saya akan memberitahukan bahwa terkadang kita mengejar profit (keuntungan) tanpa memerhatikan benefit (kebermanfaatan).
Lah,
apa hubungannya?
Begini,
pembaca yang budiman.
Tulisan
kalian dimuat di media senang tidak?
Tentu
senang kan?
Bagaimana
jika dapat tanggapan atau resepsi dari pembaca mengenai tulisan tersebut?
Tambah
senang?
Sebab
apa, berdasarkan tanggapan pembaca itu kita terkadang mendapat saran dan
kritikan agar tulisan kita bisa lebih baik.
Sudah
ada dua kesenangan kan?
Lalu,
nama kalian jadi dikenal banyak orang senang tidak?
Pasti
kan, secara tidak langsung personal
branding kalian tambah naik dong!
Nah,
di situlah tiga kesenangan itu. Dari tulisan kita mendapat banyak
kebermanfaatan tidak hanya untuk kebermanfaatan pribadi, tapi juga
kebermanfaatan dari segi pembaca. Misal melalui tulisan kita, pembaca bisa
menarik pesan atau hikmah. Nah, di situlah titik terpenting.
Lalu,
bagaimana soal uang?
Jika
kita punya uang, uang bisa membeli segalanya. Tapi, tidak semua hal bisa dibeli
dengan uang loh. Beberapa contohnya ya, kebermanfaatan pribadi dan orang lain.
Lah, terus percuma dong kita nulis
capai-capai kalau nggak dapat uang?
Sebenarnya
jika kalian memikirkan tulisan harus mendapatkan uang tidak ada yang salah
juga. Setiap orang kan memiliki pemikiran masing-masing. Dan, jika kalian
memang pengen mendapatkan uang lewat tulisan. Kan tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Butuh banyak hal yang harus kita lewatkan. Salah satunya
membangun eksistensi. Caranya ya, step by
step mulai kirim naskah ke media lokal baik yang mendapatkan honor ataupun
tidak. Baru lepas itu mencoba ke media nasional.
Wah,
berarti mudah dong tembus media?
Jika
sampai ada pertanyaan seperti itu. rasanya kalian butuh piknik. Eh, mencoba
mengirim naskah ding. Sebab, kalian akan mengetahui bahwa naskah dimuat di
media bukan perkara mudah. Setiap hari ada ratusan naskah yang masuk ke email
redaksi dan hanya ada satu tulisan yang akan dimuat. Hal itu juga berlaku di
beberapa media lokal lho.
Sependek
pengalaman saya yang telah beberapa kali kirim naskah ke media yang tidak
berhonor. Tidak semua tulisan saya dimuat. Lah, kok bisa? Karena ternyata
tulisan saya belum lolos kualifikasi redakturnya. Terus, dari sana saya belajar
bahwa dimuat di media lokal belum perkara mudah.
Terus
saya berhenti? Ya, nggak lah.
Terus
mengirim. Menulis. Mengirim. Menulis. Mengirim. Begitu terus?
Nggak
nyoba ke media yang berbayar?
Nah,
pertanyaan ini bagus juga.
Sampai
detik ini, saya mengirim naskah ke banyak media baik lokal maupun nasional,
baik berhonor ataupun tidak. Lalu, ketika saya dapat uang dari media. Ah,
alangkah senangnya saya. Ternyata tulisan tak hanya bermanfaat, tapi saya dapat
bonus honor.
Ya.
Saya menganggap honor itu bagian dari bonus. Sebab, sekarang saya masih
berusaha membangun eksistensi. Nanti lewat tulisan-tulisan saya sendiri yang
akan menentukan honornya. Biarlah tulisan-tulisan saya berbicara.
Oya,
numpang iklan. Jangan lupa beli kumpulan cerpen terbaru saya ya! Judulnya Museum
Ibu. Ada 14 cerpen di sana, baik yang sudah dipublikasikan ataupun tidak.
harganya juga murah. Tapi, insya Allah tidak murah. Cuma 25 ribu selama masa
pre-order sampai tanggal 20 Februari, lewat dari tanggal tersebut menjadi 32
ribu.
Jangan
lupa pula, jika tulisan ini dianggap bermanfaat di share ya!
Apa yang Didapatkan dari Media Massa?
Reviewed by Dunia Trisno
on
12:03:00 PM
Rating:
No comments:
Post a Comment