Judul :
Imaginer
Penulis :
Alfira Aryanti
Penerbit : Grasindo
Penerbit : Grasindo
Tahun Terbit :
Pertama, 2013
Jumlah Halaman : v +
279
ISBN :
978-602-251-300-1
Peresensi : Gusti Trisno (Penggiat Komunitas Penulis Muda Situbondo dan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember)
Peresensi : Gusti Trisno (Penggiat Komunitas Penulis Muda Situbondo dan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember)
Cinta berada di tempat yang bisa dilihat.
Begitulah yang
sedang menggelayut di hati Kaela. Perempuan yang bekerja di sebuah penerbitan
majalah itu merasa bahwa dinding hatinya telah roboh. Lelaki beruntung itu bernama
Darma yang tak lain fotografer baru di tempatnya bekerja. Pertemuan dengan
Darma pula membuat ia mengalami ujian demi ujian dalam dirinya, termasuk
menguak tabir masa lalu yang datang dengan sempurna. Juga, tentang cinta lain
yang menuntunnya untuk memilih antara Darma ataupun Daris yang seorang editor
di sebuah penerbitan.
Membaca kutipan
singkat mengenai novel tersebut membuat banyak pertanyaan yang bersarang di
hati pembaca blog ini. Apalagi ada beberapa detail yang sengaja tak dijelaskan.
Walaupun begitu, kehadiran novel ini patut diancungi jempol. Pasalnya novel ini
memiliki banyak keunggulan, diantaranya:
Pertama,
dari sudut pandang penulisnya yang masih remaja sewaktu menulis (16 tahun)
patut diancungi jempol. Apalagi karya ini terkesan begitu dewasa. Hal ini bisa
terlihat dari sosok yang digambarkan dalam novel ini yang seorang pekerja,
bukan remaja seperti yang penulis rasakan.
Kedua, novel
ini memiliki sentuhan manis. Perjalanan seseorang untuk mencapai asa memang
tidak mudah. Hal ini bisa kita lihat pada tokoh Kaela. Di tengah kemelut masa
lalunya yang lumayan rumit, ia belajar untuk berbagi pada orang yang
membutuhkannya. Termasuk membuat Rumah Beringin agar orang-orang terlantar itu
memiliki tempat berteduh. Tak tanggung-tanggung, tokoh utama ini membiayai
hidup mereka.
Ketiga,
novel yang memiliki kisah seputar penulis, editor, fotografer, dan karyawan di
sebuah majalah merupakan tema yang belum banyak diangkat. Oleh karena itu,
kisah pejuang aksara itu tentunya memiliki keunikan sendiri. Sebab, mereka
mengungkapkan cinta dan sayang tidak melulu dari tindakan. Tapi, dari aksara
rentah yang siap memangsa.
Terlepas
dari keunggulan-keunggulan tersebut. novel ini juga memiliki kekurangan. Seperti
terdapat beberapa typo dalam penulisan kata “karena” menjadi “karna”. Tapi
lewat karya ini, penulis mengajak kita bercakrawala untuk lebih memahami makna
hidup dan alam di sekitar kita. Akhir kata, selamat membaca!
Ketika Pejuang Aksara Dilanda Cinta
Reviewed by Dunia Trisno
on
8:43:00 PM
Rating:

No comments:
Post a Comment