2017 tinggal
menghitung hari, tentu sebagian besar dari kita
mempersiapkan sebuah usaha agar tahun 2018 lebih baik. Atau yang biasa kenal dengan
istilah resolusi.
Yup! Resolusi!
Bagi yang masih merasa asing, resolusi itu dapat
diartikan sebagai tekad dalam
mencapai tujuan, cita-cita, dan rencanya yang
ingin kita capai di tahun 2018. Resolusi sendiri bertujuan
sebagai bahan koreksi atas apa pun yang kita capai pada tahun
ini. Biasanya resolusi itu berwujud beberapa hal
yang ingin diraih.
Walaupun begitu, dalam menulis resolusi jangan dibuat asal-asalan lho atau penuh dengan nafsu. Resolusi dibuat perlu memerhatikan kemasukakalan. Sebagai contoh 7 resolusi istimewa saya berikut:
1. Membuat cheklist harian
Saya
sendiri termasuk orang yang sering dan
pura-pura lupa akan agenda yang harusnya dilaksanakan
di setiap hari. Makanya, saya berencana akan membuat checklist sebagai
panduan kalau kegiatan itu sudah dilakukan.
Sebagai contoh:
2. Rajin posting di
blog
Resolusi kedua adalah rajin posting di blog.
Harapannya di tahun 2018 saya bisa membuat satu postingan per satu hari. Terdengar
tidak masuk akal ya? Hehe. Sebenarnya bisa kok. Saya sudah
menerapkannya. Jadi, begini caranya: ketika memiliki banyak ide
untuk ditulis dan waktu dalam keadaan lumayan longgar. Tulislah ide-ide
tersebut. Kemudian, tulisan tersebut jadikan draf di
blog. Artinya kita tinggal mengatur tanggal postingan. Sehingga tulisan kita
otomatis terposting sesuai jadwal yang sudah
kita buat.
Dengan
cara seperti itu, kita sudah terlihat
rajin (produktif) di mata pembaca blog lho! Tak percaya, silakan dicoba!
3. Mengebom media
Mengebom media? Waduh, maksudnya apa ya? Saya tidak bermaksud
melakukan tindakan negatif kok. Hehe. Mengebom media
yang dimaksud itu adalah mengebom dengan karya.
Masih belum paham?
Jadi, sejak 2016 saya aktif menulis untuk media
massa. Tulisan yang selalu dilahirkan itu
berupa liputan, cerpen, dan essay.
Beberapa di antaranya sudah dimuat
di media massa berskala daerah hingga
nasional. Seperti tampak pada gambar
berikut:
4. Menulis buku baru
Wah, kalau revolusi yang keempat itu mutlak harus dilakukan.
Rencananya sih, pengennya setiap tahun minimal bisa memiliki satu buku. Tetapi,
jika misalnya lebih dari satu buku itu sudah bonus yang
luar biasa.
Menulis buku baru itu menurut saya susah-susah-gampang. Eh, benar tidak
penggunaan tanda hubungnya. Susah-susah gampang artinya di
sini ide itu berserakan, tetapi ketika mencoba menulis rasanya banyak sekali
alasan. Tak hanya itu, menulisnya pun selalu ditunda-tunda.
Makanya 2018 saya akan berusaha lebih disiplin lagi.
Jika
buku baru itu sudah selesai, jangan lupa diorder
ya, Kawan?
5. Membidani
buku
Resolusi kelima masih berkaitan dengan
dunia buku terbit. Berbeda dengan
resolusi keempat, membidani buku yang dimaksud adalah
kegiatan untuk menjadi provokator agar orang lain menerbitkan buku.
Provokatornya tidak ke arah
negatif kan?
Nah, orang yang akan diprovokatori
oleh saya itu adalah anak-anak kelas Penulisan Kreatif dan
siswa SMK Nuris. Anak-anak kelas Penulisan Kreatif itu terdiri dari
siswa MTs Unggulan Nuris sebanyak 15 anak, sementara siswa SMK Nuris itu
targetnya semua siswa kelas 10 dan 11. Buku yang
dihasilkan oleh kedua target itu juga berbeda. Jika kelas Penulis Kreatif
menulis cerita fantasi dan dibina dua kali dalam seminggu, tetapi kalau siswa
SMK Nuris menulis cerita pendek bertema “Kehidupan di Pondok Pesantren Nurul
Islam” dan perlu diseleksi sebanyak 10-15 cerpen terbaik.
Dari
kegiatan itu, harapannya sebagai guru saya bisa memupuk budaya
cinta literasi? Doakan resolusi ini tergapai ya, Kawan?
6. Kuliah S2
Nah, kita sudah sampai ke
resolusi keenam yakni kuliah S2. Saya sendiri
pada 30 Juli lalu telah melaksanakan proses wisuda
S1. Seperti tampak pada gambar
berikut:
Walaupun begitu, keinginan untuk kuliah lagi masih membuncah dalam
hati. Sebab dengan kuliah S2 bisa membuat saya belajar kembali, mengenal
orang-orang baru lagi, dan tentu
pengalaman yang tidak bisa terbeli dengan uang.
Rencananya sih, saya ingin kuliah di
Universitas Malang. Pilihan tersebut sesuai dengan
latar belakang saya yang lulusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Tentu,
jurusannya pun linear dengan pendidikan
sebelumnya. Kalau misal saya ambil S2 Pendidikan
Bahasa Inggris, pasti jagat pertemanan saya bisa geger. Hehe.
Untuk mencapai resolusi keenam itu, saya berusaha belajar dan
persiapan TOEFL. Dan mengawali tahun saya juga berencana mengikuti kelas TOEFL di
suatu lembaga.
7. Aktif mengikuti sayembara menulis
Resolusi terakhir ini benar-benar ingin saya ikuti. Sebab sejak 2017
tak ada satu pun lomba, event, atau sayembara yang berhasil diikuti.
Duh, miris ya?
Bagi
saya dengan mengikuti sayembara menulis bisa membuat saya semangat dalam
berkarya. Hitung-hitung bisa meraih juara.
Ketujuh resolusi
hebat itu tentu tak mudah untuk dilakukan
kan? Apalagi kondisi tubuh yang kadang-kadang
tak bersahabat. Sebagai informasi, mobilitas saya sehari-hari lumayan padat.
Maklum tinggal dan mengajar di lingkungan Pondok Pesantren membuat waktu 24 jam
serasa kurang. Aktivitas di pondok
sendiri dimulai dari jam 2 pagi. Saya bertugas membangunkan para santri untuk Tahajjud di
asrama, lalu mengajak santri Salat Subuh. Selepas Salat Subuh, harus mandi dan
bersiap-siap mengajar di sekolah dari
jam 07:00 hingga 13:00, khusus hari Senin dan
Rabu saya mengajar sampai jam 15:00. Itu pun belum ditambah eksul di hari Rabu
jam 15:30-17:00. Tak sampai di situ, ketika malam tiba saya menemani anak-anak
mengaji dan belajar kitab dari jam usai Salat Magrib hingga jam 20:30. Lalu,
apakah saya bisa istirahat? Belum tentu, sebab sesuai itu biasanya anak-anak
bertanya ini-itu seputar pemahaman sekolah mereka. Makanya saya menjadi guru
sekalipun bukan mata pelajaran saya. Hehe.
Dari aktivitas sepadat itu, gimana
coba caranya memaksimalkan resolusi 2018? Kalau tidak
memiliki tubuh yang fit, apalagi saya sudah
pernah opname selama tiga kali gara-gara typhus.
Untungnya saya mengenal Theragran-M. Pasti dari pembaca yang budiman sekalian bertanya mengapa saya memilih Theragran-M ini? Jadi, begini merupakan mutlivitamin dan mineral yang telah disetujui oleh BPOM. Kalau sudah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan pasti aman kan dikonsumsi oleh tubuh. Walaupun begitu, dalam menggunakan suplemen vitamin dan mineral ini kita harus memerhatikan dosis yang tepat yakni 1 tablet setiap hari. Dalam mengonsumsinya pun pada saat setelah makan. Hal ini berguna untuk menghindari munculnya perih lambung, terutama pada penderita maag.
Mengonsumsi
Theragran-M ini dapat membuat sistem daya tahan tubuh
kembali pulih untuk melawan infeksi virus. Hal ini dikarenakan
Theragran-M ini merupakan vitamin yang bagus untuk mempercepat masa
penyembuhan, selain itu juga diperkaya oleh
Magnesium dan Zinc. Wah, pasti dari sana kalian
tambah yakin menggunakan Theragran-M kan?
Bagi kalian yang
ingin memiliki vitamin yang bagus untuk masa pemulihan ini caranya cukup mudah
lho. Cukup datangi apotik terdekat. Harganya
pun cukup ekonomis yakni Rp 20.000 untuk satu strip dengan
isi empat tablet. Tak hanya itu, kemasan satu stripnya juga praktis dan
mudah dibawa ke mana-mana, bahkan kita bisa mengantonginya lho.
Makanya, yuk dapatkan
badan yang sehat agar bisa memaksimalkan resolusi 2018! Caranya dengan
menggunakan Theragran-M yang diproduksi
oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk dengan
pengawasan PT. Taisho Pharmeceutical Co., Ltd. dari
Tokyo-Jepang.
Selamat mencoba!
Selamat memaksimalkan resolusi 2018 bersama Theragran-M!
Salam.
Gusti Trisno
Artikel ini diikutsertakan
dalam lomba blog yang diselenggarakan
oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
#TheragranM
#My2018Resolution
Maksimalkan 7 Resolusi 2018 yang Istimewa Bersama Theragran-M
Reviewed by Dunia Trisno
on
11:11:00 AM
Rating:
No comments:
Post a Comment