Sebagai salah satu terampilan berbahasa,
membaca merupakan suatu kebutuhan yang begitu pentingnya. Sayangnya di negara
kita budaya membaca
masih belum bergeliyat. Hal ini dilihat dari studi "Most Littered Nation In the
World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret
2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal
minat membaca. Wah,
mengenaskan sekali ya?
Makanya kita sebagai generasi jaman now,
kids jaman now,
women jaman now, man jaman now, ibu-ibu jaman now, bapak-bapak jaman now, dan sederet kata
lain yang jaman now sudah tentu
harus menjadikan kegiatan
membaca sebagai budaya rutin.
Apalagi banyak buku-buku karangan anak bangsa
atau anak impor yang menarik untuk dibaca loh. 9
di antaranya sebagai berikut:
1. 1. Spiritualitas
Sebagai Localpoeic dari
Komunitas Sastra di Daerah Tapal Kuda; Jember-Situbondo-Banyuwangi Jawa Timur
Buku yang ditulis oleh dua dosen Sastra
Inggris asal Fakultas Imu Budaya
Universitas Jember ini benar-benar ciamik. Ibu Hat Pujiati dan Ibu Irana
Astuti selaku peneliti dan penulis
buku ini memaparkan kegiatan literasi yang bergeliyat di tiga
kabupaten ujung timur Jawa.
Buku ini
memuat 5 bab di mana
masing-masing memiliki daya tariknya
sendiri. Seperti bab 2 yang
memaparkan komunitas dan industri
sastra. Kedua ibu itu
menceritakan beberapa hal, semisal komunitas sastra di Jember
baik yang di dalam dan di luar
kampus, sastra salaf di Pesantren
Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, dan satra di Ujung
Timur Jawa.
Buku ini
juga menjadikan
Komunitas Penulis Situbondo sebagai
objek penelitian lho. Seperti kutipan berikut:
“KPMS
terhitung sebagai komunitas yang paling aktif dan produktif dalam
observasi kami baik di sosmed maupun di darat. Selang
berapa minggu sekali mereka mengadakan
pertemuan semisal musikalisasi puisi, festival musik yang bekerjasama dengan
komunitas etno, atau mengadakan event
lomba penulisan, pameran buku, dan
peluncuran buku baru anggota komunitas.” (Pujiati dan
Astutiningsih, 2016: 176)
Wah, menarik
kan ya? Pasti masyarakat Situbondo khususnya
pegiat literasi di kota
santri ikut bangga?
2.
Percakapan
Kunang-Kunang dan
Cerita-Cerita Lainnya
Membaca judul itu
sekilas kita langsung teringat akan kunang-kunang yang dulu mungkin
jadi permainan kids jaman old. Sebab kids jaman now
belum tentu mengenal kunang-kunang. Hal ini disebabkan
tempat atau berkembangnya kunang-kunang semakin berkurang.
Eh, daripada membahas
kunang-kunang, sekarang kita kembali ke topik ya.
Buku yang
terdiri dari 131
halaman ini ditulis oleh
Sam Edy. Lelaki
yang merayakan ulang tahun di setiap
tanggal 03 Oktober ini tak perlu diragukan
lagi. Karya lelaki itu telah malang melintang di berbagai
media massa.
Makanya
ketika membaca buku yang memiliki 17 judul cerpen
ini kalian akan takjub. Sebab selain ceritanya menarik, kalian juga mendapatkan
pesan moral yang pas di hati. Oya,
jika disuruh
memiliki cerpen favorit di buku ini
saya menyukai Percakapan Kunang-kunang, Honor Cerpen, dan Plagiator.
Kalau kamu suka yang mana? Kalau belum tahu. Baca dulu ya!
3.
Api Ibrahim
Membaca judul cerpennya
mungkin ada yang bergidik nyeri dan
ketakutan. Dua ekspresi
itu tak perlu kalian lakukan kok. Tetapi, hal yang harus kalian lakukan ketika
membaca ini adalah
siap-siap menginterprestasikan maksud buku ini.
Sebab bukan
apa. Buku yang ditulis oleh
Mufa Rizal ini berpijak realisme magis. Di mana
aliran itu sering menggambarkan realitas, peristiwa yang terjadi
sehari-hari, lalu seketika muncul unsur fantasi dan mimpi
yang berdasar pada mitos dan dongeng.
Wah, pasti
menarik ya? Jelas dong. Apalagi
buku ini didukung kuat
oleh Abu Wafa yang menyatakan. “Tidak sekali saja Mufa mengadopsi cerita dari
kitab suci. Dalam cerpen Api Ibrahim, ada benturan dua karakter Ibrahim yakni
Ibrahim yang ada di kisah kitab suci dan karakter dari tokoh cerpen.”
Eits, biar
tidak tambah penasaran. Silakan baca
langsung aja buku karangan penulis muda asal
Mojokerto ini ya!
4.
Kuda Terbang Maria Pinto
Untuk mendapatkan buku
ini saya harus terbang jauh ke Yogyakarta. Tidak
benar-benar terbang sih sebenarnya, saya menaiki kereta dari Jember
ke kota pelajar itu. sesampainya di sana, Linda Christanty
si penulis memberikan buku ini.
Wah, betapa
beruntungnya saya bisa mendapatkan buku
ini secara langsung. Bahkan, kami sempat berfoto bersama lho.
Oya, Linda Christanty
merupakan salah satu penulis idola saya?
Pembahasan
tentang penulisnya cukup sampai di sini dulu ya?
Sekarang kita bahas sedikit buku
ini.
Kuda Terbang
Maria Pinto ini sendiri terbitan
EA Books. Pada tahun 2004
lewat buku ini Linda Christanty
mendapatkan penghargaan Katulistiwa
Literasi Award untuk
kategori Buku Fiksi Terbaik. Wah, sudah barang
tentu buku ini tidak diragukan
lagi dong.
Dari setiap
judul ke judul ada pelajaran
yang bisa kalian ambil dan
renungkan. Jika dikupas satu
per satu pasti tidak akan
habis. Oleh karenanya kalian patut membaca buku yang memiliki 12 judul cerpen
ini ya!
5.
Saya Tidak Boleh Bicara Sejak Bayi Demi Kebaikan-Kebaikan
Judul buku ini
teramat panjang ya? Dari judul yang
panjang itu rupanya buku ini mengundang banyak
interprestasi yang begitu dalam. Eh,
bahasanya kok rada-rada gimana gitu ya?
Jadi, begini
buku yang ditulis oleh Edi AH Iyubenu itu sudah tidak perlu diragukan lagi dong.
Pencetus Sastra Perjuangan dan Sastra
Ekspremintal ini karyanya sudah malang
melintang di jagat
literasi. Berbagai penghargaan telah ia raih. Makanya karyanya begitu bernas.
Ngomong-ngomong
soal buku ini ada banyak fakta menarik, salah satunya Seno Gumira Ajidarma
memberikan prolog langsung dalam buku ini. Tentu mengingat nama salah satu
maestro sastra Indonesia itu
kalian langsung ingat dengan
Sepotong Senja Untuk Pacarku dan Dunia Sukab
kan?
Nah, penulis
kawakan itu memberikan kata pengantar yang benar-benar ciamik seperti kutipan
berikut:
Dalam situasi
itulah kumpulan cerita pendek Edi AH Iyubenu
ini mendapatkan
tempatnya, dan hanya dengan
pembacaan seperti inilah saya bisa “menari bersama para wali”
Waduh, maksudnya apa ya?
Kalau kalian penasaran silakan baca saja deh buku yang
memiliki 15 judul cerita ini
ya!
6.
Perempuan
Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Duh judulnya juga
sama-sama panjang ya, bagaimana ceritanya?
Sebelum
membaca sedikit isi
buku ini. Kalian perlu tahu buku ini saya dapatkan
sebagai kado wisuda dari salah
satu sahabat. Ya, kali aja setelah membaca postingan ini ada yang ingin
memberikan buku kepada saya
sebagai kado ultah di hari
kemarin. Hihihi.
Lupakan
prolog yang berbasa-basi itu.
O ya buku
ini ditulis oleh
Eka Kurniawan. Konon katanya Eka Kurniawan digadang menjadi penerus dari Pramoebdia Ananta
Toer loh. Untuk mencari tahu silakan buka Google kalian deh.
Nah, buku
ini sendiri
merupakan kumpulan cerpen yang berisi 15 judul cerita.
untuk cerita-ceritanya semua bisa menjadi favorit
kita lho. Sekalipun berjudul tentang
patah hati, buku ini tak akan membuat kalian ikut patah hati kok. Kalau nggak
percaya, silakan baca sendiri.
7.
Pesawat
Kertas dan
cerita-cerita minimalis lainnya
Cerita
minimalis? Mungkin sebagian dari kalian
menyangka flash fiction (ff), cermin (cerita mini), atau flash true
story. Apa pun pendapat kalian,
sebaiknya pendapat itu disimpan
terlebih dahulu.
Menurut Noor
H. Dee penulis buku ini cerita
minimalis itu bukan Cuma soal meminimalisir jumlah kata dan kalimat,
melainkan juga meminimalisir peran dalam
narator.
Wah, berat
pengertiannya ya?
Hihihi.
Lupakan itu, sekarang kita fokus dengan isi
buku ini. Buku yang diterbitkan
oleh Minima Press ini memuat 13 cerita minimalis. Hal yang menjadi keunikan
buku ini karena setiap paragraf dalam cerita
Cuma memuat maksimal 2 kalimat. Tak hanya itu, peran pencerita juga tidak dominan
seperti cerita kebanyakan lho.
Tak hanya
itu, buku ini juga mendapatkan
testimoni dari berbagai
tokoh mulai dari Puthut
EA, Ronny Agustinus, A. Fuadi, Sungging
Eaga, Mashdar Zainal, dan Teguh
Affandi. Bahkan
lewat buku ini ternyata Puthut EA ingin menulis cerita minimalis serupa.
Seperti kutipan berikut:
“Kumpulan
cerpen ini termasuk sesuatu yang ingin saya buat. Tapi penulisnya telah mendahului saya.
Dan dia mampu
menuliskannya sebagaimana saya membayangkan kelak akan menuliskannya. Rapat.
Ringkas. Gelap. Tapi tidak
kehilangan elemen-elemen fundamental
sebuah cerpen. salah satu eksperimen cerpenis muda Indonesia yang
sangat menarik.”
Wah, keren
ya? Bagi yang penasaran silakan menghubungi penulisnya langsung ya?
8.
Buku Ini Tidak Dijual
Waduh judulnya saja
menarik untuk dibaca ya?
Maksudnya apa coba
kok tidak dijual? Pasti
berbagai pertanyaan hilir mudik di benak
kalian ya! Makanya simpan dulu rasa
penasarannya ya!
Novel yang dituis oleh
Henny Alifah ini bercerita tentang Kingkin dan Gading yang
mencari 5 karung buku milik Padi (Ayah Gading) yang dijual oleh
Kakek. Dalam mencari
barang buruan itu sepasang saudara sepupu
itu mengalami berbagai peristiwa-peristiwa yang bahkan membuat mereka nyaris
mati?
Buku ini
juga menawarkan latar pedesaan Jawa
yang indah, serta
kosakata Jawa yang bisa menambah perbendarahaan
kata. Tak hanya itu menurut Afifah Afra ide dalam novel
ini sangat unik, lain dari pada yang lain.
pilihan karanya juga efektif dan segar.
Novel ini merupakan otokritik yang brilian. Namun begitu, saya tetap merasa
sangat terhibur dan tak bisa
beranjak sampai lembar terakhir.
Wah, pasti
bikin kalian tambah penasaran kan?
9.
Serunya di Pesantren, Asyiknya di Pesantren, dan Indahnya di Pesantren
Duh, judulnya kok
panjang amet ya? Tenang saudara-saudara itu
bukan judul yang
sebenarnya kok. Jadi begini
buku ini merupakan serial yang berkisah tentang kehidupan
pesantren dan memiliki
3 series.
Buku ini
sendiri ditulis oleh Shofa Salsabila yang juga menjadi santri di sebuah pondok
pesantren. Makanya buku ini khas banget dengan kehidupan si penulis. Lewat buku
ini, barangkali adik-adik atau putra/putri bapak-ibu bisa tertarik menimba kehidupan
pesantren.
10.
Buku Nikah
Buku nikah
menjadi buku yang
paling berkesan. Tak hanya bagi saya, barangkali bagi sebagian orang. Buku yang
diharapkan tidak memiliki
cetakan edisi revisi
ini tak hanya berkesan di tahun
2017, tetapi barangkali sepanjang hayat. Hanya saja buku nikah belum saya
miliki sih. Heheh.
Itu saja dulu ya
kupasan tentang buku paling berkesan di tahun
2017. Sebelum menutup tulisan ini ada yang perlu
saya luruskan ya. 9 buku yang saya maksud itu murni
opini pribadi, bukan berdasarkan
riset atau penelitian ilmiah. Setiap orang pasti memiliki buku yang paling
berkesan yang ia baca. Begitu pun saya. Makanya dengan
pengakuan seperti ini, saya harap tidak ada yang salah
interprestasi ya!
Salam.
Gusti Trisno
9 Buku Paling Berkesan di Tahun 2017
Reviewed by Dunia Trisno
on
10:12:00 AM
Rating:
No comments:
Post a Comment